
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun emosinya bisa meledak-ledak dan tidak terkontrol. Cirinya antara lain menangis sambil berteriak atau menjerit, memukul, menendang, dan berguling di lantai. Termasuk menggertakkan gigi saat anak tersebut sedang emosi.
Tentu saja, anak tersebut perlu dibantu mengelola emosinya sedari dini. Sebab, jika dibiarkan, bisa jadi ia punya kepribadian pemarah saat dewasa kelak.
Jika Anda punya anak yang emosinya meledak-ledak, tidak usah sedih dan berkecil hati. Untuk membantu Anda, berikut ini 10 cara mengatasi emosi anak yang meledak-ledak.
1. Perhatikan Sumber Masalahnya
Tak ada asap apabila tak ada api. Tentu ada alasan mengapa anak sering meledak emosinya. Bisa jadi anak Anda sekadar mencari perhatian. Namun bisa jadi juga anak Anda bermasalah di sekolahnya.
Sebagai contoh, anak Anda mengalami perundungan atau bullying. Dalam hal ini, komunikasi dengan buah hati harus benar-benar baik.
Stop bersikap terlalu judgemental atau menuntut. Sebab kedua sikap tersebut akan membuat anak enggan menceritakan masalahnya.
Sebagai ibunya, Anda juga harus berinisiatif membuka percakapan. Jangan cuma menunggu anak untuk curhat.
Bila Anda cuma diam saja, anak akan semakin frustasi karena merasa tak diperhatikan. Akibatnya, emosinya semakin sering naik tak terkendali.
2. Beri Perhatian yang Cukup
Tak sedikit anak yang bersikap emosional hanya karena ingin mendapatkan perhatian orang tuanya. Pada awalnya, anak-anak seperti ini akan mencari perhatian dengan perilaku yang positif seperti mengajak bicara dan bercanda.
Sayangnya, perilaku tersebut diabaikan terus-menerus. Akhirnya, ia pun menangis dan marah.
Ironisnya, saat ia menunjukkan emosi negatif tersebut, barulah orang tua memberikan perhatian. Hal ini membuat anak menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan perhatian, maka ia harus marah atau menangis.
Untuk mengatasi emosi anak yang meledak-ledak karena pola asuh yang buruk tersebut, mulailah mengubah cara Anda berinteraksi dengan si kecil. Jangan mengabaikanya ketika ia bicara baik-baik atau bercanda.
Jangan heboh ketika anak mulai amarah. Anda harus antusias ketika anak berperilaku positif dan bersikap tegas ketika ia mulai marah.
3. Jangan Memukul Anak
Jangan pernah memukul anak meski ia sering marah-marah dan rewel. Pemukulan tidak akan menyelesaikan masalah tersebut. Sebaliknya, pemukulan justru bisa membuat situasinya memburuk.
Pasalnya, anak Anda bisa jadi malah semakin penuh amarah. Ia juga tak akan segan memukul Anda atau temannya karena merasa hal tersebut boleh saja dilakukan.
Selain itu, perlu juga dipahami bahwa tindak pemukulan anak adalah salah di mata hukum. Bila Anda melakukannya, Anda bisa terjerat pasal tentang penganiayaan anak.
4. Hindarkan Anak dari Pergaulan yang Salah
Anak, terutama yang sedang beranjak menjadi remaja seringkali salah dalam bergaul. Mereka berteman dengan kawan-kawan yang bukan hanya bandel namun juga suka berkata kasar.
Bila anak Anda mendapatkan kebiasaannya marah karena pergaulan, ada baiknya Anda membatasi hubungan anak dengan kawan-kawannya. Tapi, seyogyanya jangan melakukan ini secara terang-terangan.
Anda bisa memisahkan anak dengan membuatnya sibuk melakukan hal yang lain. Contohnya saja les basket, les sepakbola, pencak silat, dan lainnya.
Dengan cara ini, semakin lama anak akan sibuk dengan kegiatan positifnya daripada bergaul dengan orang yang salah.
Baca juga: 10 Cara Mendidik Anak Perempuan yang Beranjak Dewasa
5. Jangan Beri Contoh Buruk ke Anak

Cara berikutnya dalam mengatasi emosi anak yang meledak-ledak adalah dengan berlaku baik. Anda dan semua orang dewasa harus menunjukkan sikap yang sopan, santun, dan empatik.
Jangan suka membentak-bentak, membanting barang, atau malah memukul orang lain. Hindari juga marah-marah dengan suami terlalu sering.
Sebab, kebiasaan seperti itu pasti akan memengaruhi anak. Ingat, anak adalah peniru yang sangat ulung.
Saat mereka melihat orangtuanya emosional dan suka berkata kasar, ia pasti akan menirunya dengan sama persis. Jadi, tunjukkanlah sikap yang ideal agar bisa menjadi tauladan baik bagi si kecil.
6. Didik Anak untuk Mandiri
Tak jarang, anak menjadi sosok yang mudah marah karena terlalu dimanjakan sejak kecil. Ia memiliki tendensi di mana kemauannya harus dituruti, tidak mandiri, dan sangat bergantung pada orang tuanya.
Kembali ke masa lampau dan tidak memanjakan buah hati jelas tidak mungkin dilakukan. Karenanya, yang seharusnya Anda lakukan adalah mengubah pola asuh tersebut saat ini.
Didik anak agar lebih mandiri mulai dari sekarang. Berikan dia tugas harian dan tanggung jawab kecil seperti menyapu dan mengasuh adiknya sendiri.
Pada awalnya, anak pasti akan menolak dengan keras. Ia akan ngambek, membentak-bentak, dan bahkan mengatakan membenci Anda.
Namun sebagai ibu, Anda harus bersikukuh. Toh, yang Anda lakukan adalah untuk kebaikan anak sendiri, bukan untuk Anda atau suami.
7. Ajak Bicara dan Beri Apresiasi
Sikap mudah emosi akan membuat anak bermasalah di sekolah, dalam pergaulannya, dan hubungan romansanya. Namun, seringkali, anak tidak menyadari hal ini. Oleh karena itu, sebagai orangtua, Anda perlu memberitahukan hal-hal tersebut.
Katakan pada buah hati Anda bahwa sikapnya yang mudah marah bukanlah hal yang baik. Berikan contoh lewat buku-buku dongeng atau cerita dari orang yang ia kenal.
Tapi Anda harus sabar. Sebab tidak mungkin anak akan langsung berubah dalam satu malam saja. Anda harus lebih berikhtiar dalam memberikan pengertian.
Nanti, ketika anak mulai berubah, berikan apresiasi padanya. Pujilah dia dan katakan Anda bangga atas usahanya untuk berubah. Bila perlu, belikan kado yang membuatnya bahagia.
8. Luangkan Waktu Bersama
Salah satu cara efektif mengatasi emosi anak yang meledak-ledak adalah melakukan family time. Sebab bisa jadi anak menjadi seperti itu karena kurang merasakan kasih sayang dalam keluarga.
Ia mungkin iri dengan kawannya yang sering jalan-jalan bersama ayah dan bundanya. Family time sendiri tak perlu harus dilakukan dengan biaya mahal.
Anda bisa menonton TV bersama beberapa kali dalam seminggu di rumah hingga piknik di taman di kala weekend.
Baca juga: 12 Cara Menjadi Single Parent yang Tangguh
9. Perhatikan Asupan Gizinya
Kekurangan atau kelebihan zat tertentu bisa membuat mood anak kurang baik. Misalnya, konsumsi permen berlebih.
Kandungan gula yang terlalu banyak pada permen akan mengacaukan sekresi hormon serotonin yang bertanggung jawab pada rasa gembira. Sebagai akibatnya, anak menjadi mudah lesu sekaligus emosi.
Jadi, terapkanlah menu makan yang bagus dan sehat. Selalu sajikan sayur, protein secukupnya, dan gula yang tidak berlebihan. Dengan raga yang sehat, mental anak pun pastinya juga akan membaik.
10. Pertimbangkan ke Psikiater dan Psikolog
Ada kalanya, Anda membutuhkan pertolongan profesional untuk mengatasi amarah anak yang berlebihan. Sebab bisa jadi anak Anda memang punya kondisi-kondisi tertentu yang harus ditangani secara medis.
Contoh, anak Anda ternyata memiliki autisme. Bila dibiarkan saja tanpa diperiksakan, bukan cuma Anda yang harus menghadapi ledakan emosi anak. Si kecil pun bisa sangat rugi di masa depan.
Oleh karena itu, pertimbangkan untuk membawa anak ke psikiater atau psikolog anak. Tidak masalah Anda harus mengeluarkan biaya yang mungkin cukup besar. Namun, biaya tersebut jauh tidak ternilai karena untuk kebaikan buah hati tercinta.
Penutup
Sama sekali tidak mudah mengatasi emosi anak yang meledak-ledak. Mental dan fisik Anda bisa sangat lelah karenanya.
Bagi anak pun, sikap seperti itu jauh dari kata baik. Kelak ketika anak tumbuh dewasa, ia akan bermasalah bila belum juga mampu mengontrol emosinya dengan baik. Oleh karena itulah, karakter seperti ini harus dihilangkan.
Jadi, coba ikuti saja 10 tips di atas. Percayalah bahwa dengan tekad yang kuat, Anda bisa menjadi sosok ibu yang dapat menggiring anaknya pada sikap terpuji.