
Adiksi pada game online merupakan sebuah fenomena yang makin banyak terjadi belakangan ini. Pola asuh ala perkotaan dan dunia digital yang makin berkembang merupakan dua dari berbagai penyebab fenomena tersebut.
Media-media nasional pun sudah beberapa kali memberitakan persoalan serupa. Ada yang memberitakan kasus seorang pria yang menjadi juling akibat terlalu banyak main game. Hingga kasus beberapa anak yang terkena gangguan kejiwaan akibat masalah ini.
Tak dapat dipungkiri, memang banyak sekali dampak negatif dari kecanduan game. Karenanya, wajar bila Anda sebagai orang tua, khususnya seorang ibu merasa pusing memikirkan masalah ini.
Tapi sekadar mengomel dan menangis saja tak akan menyelesaikan masalah. Dinginkanlah kepala Anda dan coba ikuti 9 cara dari kami untuk mengatasi anak yang kecanduan game online sebagai berikut.
1. Luangkan Waktu Bersama Anak
Seperti disebut di atas, salah satu penyebab maraknya fenomena kecanduan game online adalah parenting yang salah dari keluarga. Anak sering ditinggalkan oleh orang tuanya sehingga ia mencari kegiatan sendiri yang mengasyikkan.
Kondisinya memang serba salah. Di satu sisi, suami dan istri harus bekerja keras untuk bisa hidup layak. Sebab harga rumah, kuliah untuk anak, dan lainnya semakin mahal. Namun di sisi yang lain, anak jelas butuh kehadiran orang tuanya agar ia tidak asyik sendiri.
Jadi, susunlah strategi yang bisa menjadi win-win solution. Misalnya, meski Anda bekerja, tapi carilah pekerjaan yang tidak memberatkan. Hindari juga lembur dan bekerja saat Sabtu dan Minggu.
Sementara itu, minta juga suami Anda untuk mau memerhatikan anak. Sebab, meski suami Anda memiliki peran utama sebagai pencari nafkah, ia tetap merupakan sosok ayah yang dibutuhkan buah hatinya.
Baca juga: 12 Cara Menjadi Single Parent yang Tangguh
2. Mengikutkan Anak ke Les yang Menarik
Tak sedikit orang tua yang mencoba mengatasi anak yang kecanduan game online dengan memaksanya belajar. Solusi ini bukan hanya sangat berat tapi juga tidak efektif.
Kenapa? Sebab, aktivitas bermain game adalah aktivitas yang menyenangkan. Ketika kita menggantinya dengan aktivitas belajar, anak akan shock dan berontak.
Jadi, daripada mengganti kegiatan main game tersebut dengan belajar, gantilah dengan aktivitas menyenangkan lainnya. Contohnya dengan mengikutsertakan anak pada les piano, tari, badminton, panahan, hingga voli.
Dengan kata lain, kesenangan diganti dengan kesenangan yang menyehatkan dan mencerdaskan. Anak Anda pun akan lebih bisa menerima aktivitas barunya ini.
3. Berikan Batas Waktu untuk Bermain Game
Melarang anak main game secara keseluruhan hanya akan menyebabkan buah hati membenci Anda. Ia juga bisa berontak dengan terus menangis, tak mau belajar, sampai pergi ke rumah om atau tantenya.
Jadi, daripada harus mengalami drama seperti itu, berikan saja batas waktu bermain untuk anak. Katakan padanya bahwa ia masih diperbolehkan main game.
Namun, hanya setelah PR-nya selesai dan tidak sedang les. Meski tak suka, setidaknya anak masih akan bisa menerima keputusan itu daripada larangan main game secara total.
4. Tantang Anak dengan Memberi Hadiah
Kita juga bisa memotivasi anak untuk mengurangi adiksinya dengan memberikan hadiah. Misalnya, bila anak bisa tidak main game dalam 1 hari, ia berhak mendapatkan cokelat yang disukai.
Bila tantangan tersebut sudah berhasil dilewati, beri tantangan yang lebih berat. Contoh, bila anak tidak main game dalam waktu 1 minggu, ia akan diajak jalan-jalan ke wahana air yang seru.
Terus berikan reward untuk kemajuan buah hati. Jadi, dia akan lebih termotivasi untuk berubah.
5. Ajak Anak Berkebun atau Memelihara Hewan

Solusi lain yang bisa diambil untuk mengatasi anak yang kecanduan game online adalah mengajaknya berkebun serta memelihara hewan. Coba tanya dulu ke anak Anda, apakah ia ingin menanam bunga? Atau ia ingin punya kelinci, kucing, dan anjing yang lucu?
Setelah itu, tawarkan dirinya untuk main ke toko bunga yang indah atau pet shop yang isinya binatang menggemaskan. Belilah bunga atau peliharaan yang diminta anak. Ajak anak mengurus apa yang dipilihnya secara rutin.
Secara tidak langsung, kita bisa mengurangi kecanduan anak main game dengan aktivitas tersebut. Anak juga bisa belajar banyak hal mengenai tumbuhan hingga mengasah empati pada hewan peliharaannya.
6. Minta Tolong ke Guru
Anak Anda menghabiskan sebagian waktunya di sekolah. Karenanya, wajar bila Anda meminta bantuan pihak sekolah untuk mengatasi masalah ini.
Sebagai contoh, di sekolah anak Anda, para siswa dibiarkan bermain game online. Akibatnya, meski Anda sudah mencoba menghentikan adiksi itu di rumah, namun anak masih leluasa bermain di sekolah.
Katakanlah kegelisahan Anda pada para guru. Bila perlu, ajak wali murid yang juga mengalami masalah serupa untuk bersuara.
Mintalah pihak sekolah untuk melarang aktivitas bermain game di lingkungannya. Bahkan bila perlu, sekolah harus mensosialisasikan bahaya kecanduan game ke para siswa.
7. Sinkronkan dengan Suami
Katakanlah, Anda sudah menerapkan peraturan tegas pada anak mengenai kapan ia boleh main game, dan kapan ia dilarang main game. Namun, suami Anda dengan sembarangan membiarkan anak main game kapan saja.
Hal ini bukan hanya akan membingungkan anak, namun juga akan membuat hubungan Anda dan suami menjadi renggang. Pola asuh yang tidak sejalan seperti ini akan memberatkan Anda sebagai pihak yang memikirkan nasib buah hati.
Jadi, usahakan agar Anda dan suami seiya dan sekata. Ajak suami menyusun strategi dan hindarilah saling berdebat mengenai siapa yang paling benar. Utamakan diskusi untuk masa depan anak Anda berdua.
Baca juga:
8. Terus Sabar dan Telaten
Mengatasi anak yang kecanduan game online bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Karena itu Anda perlu lebih bersabar. Jangan mudah marah, apalagi membentak-bentak anak.
Tapi ingat, bersabar tidak sama artinya dengan menjadi lembek. Anda tetap harus telaten dalam membantu buah hati keluar dari kecanduannya.
Misalnya, ketika anak melanggar janji, tegurlah ia dengan menyebutkan hukuman seperti mencuci piring. Anda harus berwibawa di depan anak agar teguran Anda didengarkan. Tak perlu membentak, cukup peringatkan dengan nada tegas.
Bila anak tak juga mau menuruti omongan Anda, tunjukkan kemarahan Anda. Keluarkan kemarahan terkontrol yang hanya dimaksudkan agar anak tahu bahwa tindakannya salah. Minta tolong juga pada suami sekiranya situasinya kurang kondusif.
9. Pertimbangkan untuk ke Psikolog
Terdapat stigma yang salah di masyarakat. Stigma itu beranggapan bahwa orang yang ke psikolog adalah orang gila yang harus dijauhi. Padahal, pergi ke psikolog tak ubahnya seperti pergi ke dokter ketika kita sakit fisik.
Oleh karena itu, bila Anda merasa kewalahan, jangan segan meminta bantuan psikolog. Mereka bisa membantu mengubah pola pikir anak yang adiktif. Mereka juga bisa memberikan saran-saran praktis ketika Anda menghadapi persoalan-persoalan baru.
Penutup
Kesabaran, strategi yang tepat, dan ketegasan pada dasarnya adalah ramuan ampuh untuk mengatasi anak yang kecanduan game online. Sebagai seorang ibu, Anda harus bisa mengambil tindakan yang sesuai supaya anak tidak makin terpuruk.
Awalnya, anak Anda mungkin akan membenci Anda. Ia jengkel sebab Anda menerapkan 9 cara mengatasi anak yang kecanduan game online di atas.
Namun kelak, ketika ia sudah dewasa, ia akan paham dengan maksud Anda. Ia bahkan akan mengapresiasi apa yang Anda lakukan sebab pada dasarnya Anda hanya ingin menyelamatkannya saja.